LokaEdu

Kumbang Kutu : Hama Kecil yang Mengancam Kebun Hidroponik

Posted at 25 Nov 2024 by Dewi Ranggana

Kutu Loncat a.k.a Kumbang Kutu

Petani hidroponik mungkin sudah tidak asing lagi dengan hama kecil ini "Kutu Loncat" atau Kumbang Kutu (Phyllotreta cruciferae). Kumbang hitam berukuran kecil ini tampak tidak berbahaya, tetapi serangannya dapat menyebabkan kerugian hingga 15% dari hasil panen. Kumbang kutu (Flea beetles) memiliki mobilitas tinggi dan mampu terbang jauh untuk menemukan tanaman inang yang sesuai.

Kumbang kutu menjadi ancaman utama pada tanaman kubis dan sayuran dari genus Brassica.  Hama ini menyukai daun yang mengkilap dan beraroma pedas, terutama tanaman yang menghasilkan minyak mustard (allyl isothiocyanate), yang justru menarik lebih banyak kumbang. Contohnya ialah tanaman sayur daun seperti sawi hijau, kailan, pakcoy, dan kubis.

Siklus Hidup

Kumbang Kutu berkembang  biak lebih banyak dimusim kemarau, inangnya serasah daun gulma yang lebat. 

Telur kumbang kutu berbentuk elips dengan warna putih hingga abu-abu kekuningan.

Telur biasanya diletakkan di pangkal tanaman inang atau di tanah sekitarnya dan menetas dalam 11-13 hari pada suhu sekitar 25°C.

Kumbang dewasa bertelur sendiri-sendiri atau dalam kelompok kecil berisi 3-4 butir di sekitar pangkal tanaman. Setelah menetas, larvanya memakan bulu akar dan akar utama tanaman muda, meskipun kerusakannya umumnya kecil. Setelah tahap larva selesai, mereka menjadi kepompong di dalam tanah selama 9-13 hari sebelum berubah menjadi kumbang dewasa. Kumbang dewasa muncul di musim semi dan mulai memakan kotiledon serta daun muda tanaman.

Pencegahan dan pengendalian

Bagaimana cara pencegahan agar hama ini tidak merusak tanaman hidroponik ?

  1. Sanitasi lahan sekitar sistem hidroponik, pastikan kebersihan talang dan media tanamnya.
  2. Penanaman refugia berupa tanaman pengalih, yakni menanam tanaman non-kultivar crucifera (seperti bunga matahari atau jagung) di sekitar area pertanaman untuk menarik predator alami kumbang kutu, seperti burung dan serangga pemangsa lainnya, yang dapat membantu mengendalikan populasi kumbang kutu. 
  3. Tanaman repellent adalah tanaman yang memiliki sifat atau aroma yang dapat mengusir atau menghindarkan hama atau serangga tertentu dari tanaman lain di sekitarnya. Seperti serai wangi atau mint, di sekitar tanaman yang diserang untuk mengurangi daya tarik kumbang kutu.
  4. Pemasangan yellow trap, penggunaan yellow trap berkolerasi positif untuk mengukur intensitas serangan dan mengurangi serangan.
  5. Rotasi Tanaman, mengganti tanaman dari genus crucifera dengan tanaman lain yang tidak disukai oleh kumbang kutu untuk memutus siklus hidup hama ini, terutama pada musim kemarau. misalnya bayam jepang,  kangkung, selada, dan daun bawang.
  6. Pengelolaan tanah yang tepat, memastikan tanah tidak terlalu lembab untuk mencegah perkembangan larva kumbang kutu, sekaligus mempertahankan kondisi tanah yang mendukung predator alami.



#hamahidroponik #hidroponik #kutuloncat #tipshidroponik